Pendidikan Indonesia sebagai mesin pencetak pengangguran

Rabu, 20 April 2011 1 komentar
Tahukah anda berapakah tingkat pengangguran di Indonesia? Tingkat pengangguran saat ini di Indonesia mencapai 7,41% dari total angkatan kerja. Ini berarti 8,59 juta orang menganggur. Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa 29,95 % dari pengangguran tersebut sebanyak 2,57 juta orang adalah bergelar diploma dan sarjana (BPS.2010). Suatu kenyataan pahit bahwa seorang pelajar dengan gelar diploma bahkan sarjana menjadi pengangguran.
Menurut anda apakah yang terjadi dengan dunia pendidikan kita ?. Dunia pendidikan kita saat ini berorientasi hanya dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang berorientasi bekerja dalam bidang formal. Seperti, kerja kantoran, pegawai negeri sipil, pegawai bank,dsb. Hal ini dapat kita rasakan pada saat pembukaan pedaftaran dan seleksi calon pegawai negeri sipil terdapat ribuan lulusan akademik yang berjuang merebut julukan pegawai negeri sipil yang hanya berkuota hitungan jari saja. Contoh yang lainnya yaitu, sadarkah kita bahwa sejak dulu pertanyaan yang dilontarkan orang-orang disekitar kita yaitu” jika menyelesaikan sekolah dimanakah kau bekerja nanti?”kemudian”Apakah di perusahaan besar?”yang lain”Apakah mau jadi PNS tau pegawai bank?”. Mindset untuk menjadi seorang pegawai telah tertanam kuat dihati pelajar Indonesia. Yakni melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana tersebut, Dan salah satunya faktor yang membuat mindset kuat ini yaitu lingkungan, salah satu lingkungan yang sangat berperan yaitu sekolah,yang mana merupakan lingkungan yang cukup besar dalam memengaruhi mindset ini.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Marilah kita berjalan sejenak berjalan-jalan ke negara-negara sekitar kita. Singapura pada tahun 2005 memiliki jumlah entrepreneur sebesar 7,2 % dari total jumlah penduduknya. Amerika serikat yang menjadi pusat ekonomi dunia, pada tahun 1983 saja sudah memiliki enam juta entrepreneur atau 2,14 % dari total jumlah penduduk yang berjumlah 280 juta (kompas.com). sedangkan Indonesia saat ini hanya memiliki 400.000 orang yang tercatat menjadi pelaku usaha yang mandiri yang berarti hanya 0,18% dari total 220 juta jiwa. Menurut David Mcclelland dalam ciputra(2009) berpendapat bahwa suatu Negara akan menjadi makmur apabila mempunyai entrepreneur sedikitnya dua persen dari jumlah total penduduknya. Sehingga, Indonesia sedikitnya harus memiliki 4,4 juta entrepreneur untuk menjadi Negara yang sejahtera.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pendidikan merupakan lingkungan dimana banyak orang menghabiskan cukup banyak waktu. Akan tetapi, ironisnya dunia pendidikan menjadi penyumbang utama pengangguran di negeri ini.
Sehingga solusi yang harus kita lakukan yaitu kewajiban untuk mendidik dan melatih generasi muda agar memiliki kemampuan dan keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk diri sendiri. Salah satu jalur yang sangat potensial yaitu melalui jalur pendidikan. Melalui metode penambahan kurikulum berupa mata pelajaran entrepreneur yang diajarkan Mulai dari tingkat SD hingga Universitas. Sehingga, diharapkan dari program ini sebuah mindset baru akan terbangun yaitu menjadi seorang pencipta kerja. Melalui program ini pula diharapkan dunia pendidikan kita bukan lagi sebagai pencipta pengangguran melainkan sebagai pencipta entrepreneur-entrepreneur muda.

1 komentar:

  • RUN_D mengatakan...

    yah itu dia kadang2 kita tuh selalu mau instan untuk mendapatkan sesuatu.
    kalo menurut saya tuhan diatas sana mencipatakan suatu proses agar pada saat mendapatkan hasil kita bisa merasakan kenikmatannya..

Posting Komentar

 

©Copyright 2012 randy alfatih | Design by randy| Powered by Blogger |