Potensi Penggunaan Tepung Sukun(Artocarpus altilis) sebagai Bahan Baku Pembuatan Mie dalam Rangka Diversifikasi Beras.
Indonesia saat ini mengalami suatu permasalahan yang cukup rumit, yaitu ketergantungan terhadap satu bahan pokok pangan yakni beras. Padahal, Indonesia merupakan Negara agraris yang tentunya memiliki tingkat keanekaragaman bahan pangan yang sangat banyak dengan kandungan nutrisi yang tidak kalah baiknya dengan beras. Contohnya, yaitu ketika program intensifikasi pangan belum dilaksanakan, kita mengenal bahwa masyarakat Madura memiliki bahan pangan pokok berupa Jagung, sedangkan belahan Indonesia lain yakni di Papua memanfaatkan Sagu sebagai bahan pokok pangan mereka dan masih banyak lagi. Kebutuhan yang sangat tinggi terhadap beras ini memberikan beban yang berat kepada pemerintah. Sampai-sampai pemerintah harus mengimpor beras guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
sebenarnya pemerintah, tepatnya pada zaman soeharto yakni pada tahun 1984 pernah mengalami swasembada beras. Akan tetapi, hal ini tidak berjalan lama seiring bertambahnya penduduk Indonesia yang tidak dapat diimbangi oleh produksi beras. sehingga, Lagi-lagi untuk menutupi kebutuhan ini pemerintah melakukan impor, dan akhirnya memperbesar kebergantungan Indonesia terhadap produksi beras dari Negara lain.
Melihat hal tersebut, sungguh sangat riskan bagi negeri ini dengan hanya bertahan dengan satu bahan pokok saja. Oleh sebab itu harus ada beberapa bahan pangan yang tepat untuk menggantikan beras. Salah satu jenis buah-buahan yang potensial dikembangkan sebagai sumber karbohidrat ialah sukun (Artocarpus communis). Sukun belum diusahakan secara intensif akan tetapi memberikan harapan untuk menunjang program substitusi alternatif pangan dan gizi, memanfaatkan lahan kosong dan meningkatkan ketahanan pangan (Widowati, 2001). Buah ini memiliki kandungan gizi yang cukup banyak yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, vitamin B1, B2, dan vitamin C, serta mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi). Asam amino esensial yang tidak diproduksi oleh tubuh manusia, seperti histidine, isoleusin, lysine, methionin, triptophan, dan valin juga terdapat dalam buah ini. Kandungan seratnya juga cukup tinggi sehingga baik untuk sistem pencernaan, sakit kuning atau penyakit lever.
Tepung sukun mengandung 84.03% karbohidrat sedangkan tepung tapioka dan terigu mengandung karbohidrat masing-masing sebesar 87.7% dan 77.3%. Pemanfaatan tepung sukun menjadi makanan olahan dapat mensubstitusi penggunaan terigu dari 50 sampai 10% tergantung jenis produknya. Tepung buah sukun telah dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai jenis makanan seperti cake sukun, bubur sumsum, pastel, frest role cake, nastart, roti, mie dan lain-lain (Widowati, 2001).
Tepung buah sukun memiliki kandungan karbohidrat yang hampir sama dengan tepung tapioka bahkan lebih besar kandungan karbohidratnya daripada terigu. Produk makanan olahan yang berasal dari tepung buah sukun memiliki rasa yang tidak kalah dengan produk makanan lainnya sehingga cukup disukai oleh konsumen. Salah satu bentuk yang penulis berikan yakni pengolahan tepung sukun menjadi panganan beruapa Mie, sehingga dapat menurunkan ketergantungan terhadap tepung beras maupun tepung tapioka dan dilain sisi tepung sukun memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan kandungan gizi tepung beras maupun tepung tapioka.
Created By Randy
Randy AlFatih
Blog ini saya ciptakan untuk memberikan apa yang sedang saya pikirkan dan lakukan agar dapat diambil pelajaran dan inspirasi darinya.....semangat memberilah yang memotivasi saya untuk selalu menulis dan bergerak untuk kehidupan yang lebih baik tidak hanya di dunia tapi jauh setelah diri ini tak ada..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar