Jangan ada dusta antara laut, ikan, dan nelayan kita
Kata soekarno “mati tidaknya suatu bangsa sangat bergantung pada pertaniannya”, dalam hal ini beliau begitu mengetahui bahwa masalah pangan merupakan masalah yang pokok bagi kehidupan manusia. Mungkin seseorang dapat hidup selama seminggu jika tidak memiliki telepon genggang, namun bagaimana jika seseorang seminggu tanpa makan. Ya, dapat kita bayangkan pastinya, kurus, lemah, pucat, dan berbagai kenampakan fisik lainnya.
Selama ini pandangan masyarakat akan pertanian sangatlah sempit dan picik yakni hanya sekedar cangkul dan sawah. Salah satu bagian dari pertanian dalam arti luas yaitu bidang perikanan dan kelautan. Pagi ini saya terkaget membayangkan data pesisir dan laut kita. Campur aduk antara senang dan prihatin, bangga namun juga malu. Yang pasti saya, merasa bahwa selama ini masih sangat dan sangat kurang memperhatikannya. Contoh kecil saja, data panjang garis pantai indonesia ternyata 95.181 km dan menempati posisi nomor dua sesudah kanada. Kalau hanya melihat angkanya, saya yakin kita pasti bangga karena punya pesisir yang sangat panjang. Naun, kala kita dalami angka-angka itu, kebanggaan sedikit demi sedikit mulai memudar. Bagaimana tidak, dengan garis pantai yang demikian panjang mengapa kita ???? bahkan impor garam kita cenderung meningkat setiap tahun, di tahun 2011 impornya mencapai angkat yang fantastis 923.756 ton.
Laut yang demikian luas, sekitar 5,8 juta km2 ternyata juga belum bisa meningkatkan kondisi nelayan kita secara nyata. Meski nilai ekspor kita juga meningkat, namun pasar indonesia dibanjiri 79 jenis produk perikanan, yang sebenenarnya 40 jenis diantaranya dapat kita sediakan sendiri.
Angka-angka tersebut hanyalah ilustrasi betapa kayanya kita namun kita belum dapat menikmati nya. Dapat diibaratkan kita saat ini sedang mengalami busung lapar ditengah-tengah lumbuh padi yang dilengkapi dengan makanan bergizi tinggi.
Kita cenderung melihat dengan cara yang sempit dan jangka pendek. Contoh dalam kasus impor ikan dan garam. Dengan kekayaan dan potensi laut yang kita punya, saya yakin kita bisa menjadi bangsa yang berjaya. Syaratnya adalah pengelolaannya memang ditujukan untuk kesejahteraan dan keberlanjutan.
Tindakan yang tidak kalah penting adalah merubah pola konsumsi kita. Dengan kekuatan konsumen yang kita miliki, saya tambah yakin kita bisa lebih menjaga laut kita. Caranya mudah, kita punya kemampuan membeli dan juga keberpihakan. Mari kita konsumsi produk nelayan kita. Dengan demikian kita sudah selangkah menjadi konsumen yang cerdas, beretika, dan mempersiapkan peradaban yang besar......
Tulisan ini terbentuk karena berawal dari kesukaan saya akan produk-produk perikanan indonesia mungkin ini karena, saya juga hidup di sekitar pesisir dan merasakan kepedihan dan keras nya kehidupan pesisir laut. Tapi, filosofi pelaut ulung yang setiap hari saya lihat sangatlah tangguh dan penuh dengan perhitungan, hal ini mungkin karena bentukan alam
Referensi:
Respect magazine
Randy AlFatih
Blog ini saya ciptakan untuk memberikan apa yang sedang saya pikirkan dan lakukan agar dapat diambil pelajaran dan inspirasi darinya.....semangat memberilah yang memotivasi saya untuk selalu menulis dan bergerak untuk kehidupan yang lebih baik tidak hanya di dunia tapi jauh setelah diri ini tak ada..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar