Belanda
yang masuk dalam eropa yang saat ini
kita kenal sebagai pusat peradaban modern dengan segala kemajuan teknologinya
saat ini. Dahulu kala selama 1000 tahun saat Masa Kegelapan sebelum
abad 15 diisi oleh masyarakat anarki yang terbelakang dan brutal. Rangkaian
peperangan tiada putus-putusnya, korupsi, tiadanya hukum, obesesi terhadap
mitos aneh dan kebodohan yang tak terkatakan benar-benar menjadi keseharian
bangsa eropa di
masa kegelapan.
Saat era ini, buku yang dahulu mudah di dapat saat kejayaan romawi
berubah menjadi barang yang amat langka karena kebanyakan dibakar pada awal
kehancuran Roma, Yang
tersisa begitu sedikit, mungkin hanya ada ratusan di seluruh benua Eropa. Kertas
papirus menghilang dan tidak ada yang mengerti bagaimana memperolehnya. Sejak
saat itu, lembaran buku harus dibuat dari kulit domba yang dinamakan parkemen. Pembuatannya
sangat sulit, lama, dan tentu saja mahal. Akhirnya, bukupun bernasib sama. Buku
menjadi sangat jarang. Kalaupun ada, hanya sedikit yang mampu membelinya. Rendahnya
pengetahuan membuat orang-orang eropa saat itu tidak punya gairah untuk
mengembangkan diri.
Lalu, bagaimana sebuah bangsa yang dahulunya terbelakang dan tidak beradab bisa bangkit dari keterpurukannya kemudian berbalik arah menjadi penguasa dunia saat ini ?. Awal revolusi ini terletak ketika ditemukannya rahasia saat spanyol direbut dari tangan orang-orang muslim. Rahasia itu adalah cara membuat kertas.
Lalu, bagaimana sebuah bangsa yang dahulunya terbelakang dan tidak beradab bisa bangkit dari keterpurukannya kemudian berbalik arah menjadi penguasa dunia saat ini ?. Awal revolusi ini terletak ketika ditemukannya rahasia saat spanyol direbut dari tangan orang-orang muslim. Rahasia itu adalah cara membuat kertas.
Buku sebagaimana di peradaban-peradaban lainnya, juga
menjadi modal awal yang vital dalam proses belajar bangsa belanda.
Terbongkarnya rahasia pembuatan kertas membuat akselerasi pertumbuhan
intelektual dan munculnya lebih banyak lagi pemikir-pemikir dalam bidang ilmu
pengetahuan dan praktis pada awal abad ke-13 semua ilmu yang lebih maju yang
berasal dari bangsa arab telah habis diterjemahkan dan ditransfer.
Kecintaan
bangsa belanda akan buku dapat dilihat dari budaya pengarsipannya yang dikenal
sengat terjaga dan rapi. Bahkan, sebagian besar naskah, manuskrip dan semua
dokumentasi berharga tentang perjalanan bangsa indonesia tersimpan dengan rapi
di Universiteitsbiliootheek Leiden, dan di Koninklijk
Instituut voor TaalLand en Volkenkunde yang sering. Sedikitnya ada 26.000 manuskrip kuno Indonesia
yang saat ini berada di perpustakaan universitas ini. sedangkan, perpustakaan
Nasional Indonesia kini hanya memiliki 10.300 manuskrip kuno. Dengan kata lain,
dokumen penting yang kini berada di Leiden 2,5 kali lipat lebih banyak
dibanding yang berada di negara Indonesia.
Lalu mengapa bangsa
Indonesia tidak membawa kembali manuskrip itu
ke tanah asalnya yakni bumi pertiwi?. Tidak semudah itu ternyata, karena pemerintah
belanda memperoleh kertas bersejarah itu tidak mudah karena mereka harus
membeli, itu artinya mereka sudah berinvestasi dalam jumlah yang besar. Biaya
perawatan manuskrip ini pun tidak tanggung-tanggung, segala treatment seperti penyimpanan di ruang
hampa udara yang suhunya dijaga dengan sangat teliti menandakan bahwa mereka
sangat menghormati dan menyadari arti penting dari sebuah buku apalagi yang berhubungan
dengan sejarah. Karya-karya peneliti diarsipkan dengan baik agar dapat
digunakan oleh generasi selanjutnya untuk melanjutkan estafet kemajuan bangsa
dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang terjadi di masa lalu. Sikap
ini tidak begitu saja terlahir karena harus melalui proses yang cukup panjang,
dimana mereka harus mempersiapkan pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan adalah salah satu pusat ilmu pengetahuan. Tidak hanya koleksi buku
yang sangat lengkap dan rapi, desain perpustakaan yang unik dan kreatif
semakin menarik minat baca dikalangan
masyarakat.
Bangsa
belanda yakin betul akan kunci atau rahasia peradaban-peradaban maju sebelumnya
yaitu menciptakan percepatan kualitas
intelektual manusianya. Manusia yang lebih cerdas akan menciptakan ilmu dan
teknologi yang lebih maju dan pada akhirnya ekonomi, industri, dan miliiter
unggul. dan untuk mencapai itu, sebuah sistem pendidikan yang berkualitas
tinggi harus dibentuk. Yakni melalai peningkatan minat baca dikalangan
masyarakat dengan cara yang unik dan menyenangkan. Pendidikan bagi semua menjadi keharusan dan
mutlak untuk dilakukan.
Semoga
bangsa kita dapat memahami dan menyerap rahasia ini untuk bisa kita tiru
prosesnya untuk menciptakan manusia-manusia yang juga sehebat mereka dan yang
benar-benar unggul. ... yaitu rahasia untuk menjadi bangsa yang besar....logika
sederhana belajar dari yang terunggul, semua yang terunggul, bangsa-bangsa
terunggul, dan manusia-manusia terunggul dalam sejarah umat manusia. Salah satunya Negara Belanda walaupun
wilayahnya kecil tapi dapat mendikte luas nya bumi ini.
Referensi
Laksono, Eko. 2010. Imperium III.
Jakarta : Mizan Media Utama.
0 komentar:
Posting Komentar