Ilmu tanaman Perkebunan #1

Senin, 11 Februari 2013 0 komentar
seperti biasa di pertemuan perdana perkuliahan selalu diisi dengan pendahuluan seperti perkenalan, kontrak perkulian, dan lain sebagainya. pada ilmu tanaman perkebunan ini ada enam komoditas yang akan fokus untuk dibahas yaitu tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis), karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera), Teh (Camelia sinensis), Kakao (Theobroma cacao), dan Kopi (Coffea sp.) untuk materi praktikum lebih difokuskan mengenai bagaimana cara melakukan kegiatan budidaya yang tepat lalu mengenali jenis-jenis komoditas perkebunan yang memiliki sifat unggul yang nantinya akan digunakan. ada 14 pertemuan dimana pada setiap pertemuan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.
dari komoditas perkebunan yang akan dipelajari cara atau teknik budidayanya, tanaman karet merupakan tanaman yang memiliki teknik pemanenan yang cukup sulit. mengapa karena jika proses penyadapannya tidak sesuai maka akan menurunkan produktivitas cukup drastis. diperlukan pengalaman dan proses latihan yang panjang dalam melakukan ini. untuk sesi kuliah ilmu tanaman perkebunan yang menjadi fokus pengajaran adalah mengenai isu-isu penting mengenai perkebunan.
isu pertama adalah masalah global warming, bagi para pemerhati lingkungan pengembangan kebun kelapa sawit mendorong meningkatnya emisi gas rumah kaca. hal ini disebabkan karena dibukanya hutan untuk dijadikan perkebunan. dilapangan lahan yang bisa digunakan untuk dibuka sebagai kebun kelapa sawit adalah lahan yang dipeta memiliki status APL (Alokasi penggunaan lain) biasanya lahan ini memiliki karakteristik hutan yang tidak lebat atau hutan semak belukar yang jika dilakukan pembukaan tidak akan menghasilkan emisi karbon yang lebih besar. sedangkan khusus untuk lahan dengasn status HL (hutan lindung) haram untuk digunakan sebagai kebun kelapa sawit. terjadi perbedaan pendapat yang kontra antara para pengembang perkebunan dan para pemerhati lingkungan. tapi yang jelas bagi saya pribadi jika hidup itu pilihan jika memang pengembangan perkebunan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengikuti peraturan penggunaan lahan, saya pikir sah-sah saja untuk dibangun kebun kelapa sawit.
isu kedua menurunnya keanekaragaman hayati isu ini jelas tidak terbantahkan, karena kegiatan pertanian jelas menurunkan tingkat keanekaragaman hayati disebabkan hanya terfokus pada satu atau beberapat komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang dikembangkan.
Perijinan lahan dan tanah adat di beberapa tempat di Sumatera pada waktu lalu terjadi sengketa lahan antara perusahaan dan masyarakat sekitar. masyarakat sekitar secara administrasi negara tidak memiliki sertifikat untuk lahan yang mereka saat ini tinggali akan tetapi dari segi waktu mereka telah melewati beberapa generasi untuk tinggal di tempat tersebut. sedangkan bagi perusahaan telah mendapatkan perizinan dari pemerintah untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi wilayah perkebunan kelapa sawit. hal ini tentu menjadi masalah yang cukup rumit oleh karena itu bagi saya pribadi memiliki pendapat perlu adanya pembagaian atau bahkan kerjasama yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak untuk mengelola dengan baik perkebunan tersebut.
Pencemaran Lingkungan saat ini kebun-kebun kelapa sawit telah mengeluarkan kebijakan untuk mencapai target zero waste artinya tidak ada limbah yang tidak digunakan. contohnya tandan kosong saat ini telah diolah kembali untuk dijadikan pupuk tambahan untuk tanaman. begitu pula untuk limbah cair dari pengolaha CPO telah digunakan untuk dikembalikan ke lahan sebagai pupuk. dan masih banyak lagi proses-proses untuk mecapai zero waste tinggal menunggu penemuan-penemuan selanjutnya oleh para akademisi kita termasuk saya yang akan menemukannya.
itu pengalaman saya hari ini semoga bisa bermanfaat untuk melatih kemampuan saya membagi kan ilmu yang sedikit ini kepada para pembaca. semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2012 randy alfatih | Design by randy| Powered by Blogger |