Ilmu yang mempelajari tentang tanaman hias, bunga potong, atau tanaman hias daun dikenal dengan istilah Florikultur. cabang ilmu ini merupakan salah satu dari cabang ilmu horikultura dimana unsur keindahan dan keunikan menjadi kekhasan cabang ilmu ini. berbisinis di bidang florikultur bisa dikatakan memiliki prospek yang cerah. jumlah permintaan pasar dalam dan luar negeri juga sangat besar. akan tetapi, karena karena dibutuhkan unsur keindahan dan keuntungan serta kemampuan untuk membaca keinginana pasar menyebabkan para pebisnis florikultur harus memiliki jiwa inovasi yang tinggi.
Tren dunia florikultur dari waktu ke waktu dapat berubah dengan cepat, oleh sebab itu pengetahuan mengenai bentuk-bentuk produk florikultur mutlak dibutuhkan.
Berikut Ini Bentuk-bentuk produk Florikultur:
- Bunga potong (Cut flower)
|
Anggrek dendrobium |
|
Anyelir |
|
Krisan |
|
anthurium |
|
Gerbera jamesonii |
|
Pointsettia |
|
salvia |
|
Begonia |
|
Petunia |
|
Dianthus barbatus |
|
Saint Paulia |
|
Bogenvilla |
|
Adenium |
|
Amarilis |
- Tanaman Pot Berbungan : tanaman yang ditonjolkan bungannya dan di tanam di dalam pot
- Tanaman hias daun : ditonjolkan keindahan daunnya.
|
Aglonema |
|
Aphelandra sp. |
|
Dieffanbachia |
|
Philodendron | | | | |
|
Chlorphytum sp |
|
Chrysalidocarpus sp |
|
Zamia sp. |
|
sansiviera |
|
calathea |
|
Bromelia |
|
Hamalomena |
- Bunga potong untuk mengisi rangkaian bunga (Filler)
- Tanaman bedengan (Bedding plants)
- Terrarium : menanam tanaman dalam wadah yang tertutup
- Dish Plant : menanam tanaman yang disusun dalam satu kerangka contohnya menamn dalam vertikultur dan di Pigura.
- bentuk-bentuk kreativitas lainnya (inovasi)
Karakteristik produk florikutur:
- Produk florikultur merupakan produk estetikan (produk seni), walaupun sebenarnya ada fungsi yang lainnya seperti sebagai sebagai tanaman obat.
- Penampilan fisik dan keragaman sangat penting, keragaman menjadi sangat di inginkan karena untuk mencari keunikan.
- Budidaya sangat intensif jadi membutuhkan pemeliharaan yang tinggi sehingga membutuhkan biaya yang tinggi. sebagai contoh pada industri ini tindakan mekanisasi pada beberapa fase tidak dibutuhkan karena dapat merusak produk sehingga kebutuhan akan tenaga kerja sangat tinggi
Masalah pengembangan florikultur di Indonesia
- Daya beli masyarakat Indonesia masih cukup rendah, hal ini disebabkan karena kesejahteraan masyarakat juga masih rendah. Kebutuhan akan produk florikultur masuk kedalam kebutuhan tersier, oleh karena itu, tingkat penjualan produk-produk florikultur akan sejalan dengan kesejahteraan masyrakat.
- kurang nya bibit yang unggul : akar dari permasalahan ini adalah disebabkan karena jumlah pemulia atau breeder tanaman hias di Indonesia dapat dihitung dengan jari. coba bayangkan dengan pemulia tanaman hias yang ada di Negera Thailand yang telah mencapai ribuan orang. Kebutuhan bibit dalam negeri masih di penuhi oleh hasil impor salah satu pengimpor terbesar adalah Thailand.
- Belum terintegrasinya kalangan pengusaha florikultur dengan para peneliti dalam bersama-sama mengembangkan produk yang inovatif. kedua aktor utama bisnis ini terkesar seperti berjalan sendiri-sendiri. sebagai contoh kasus, para peneliti sedikit kesulitan dalam mengembangkan riset karena terbatasnya dana, sedangkan dilain sisi perusahaan hanya menunggu untuk dikeluarkannya varietas baru yang kemudian akan dibeli untuk dijual ke masyarkat.
0 komentar:
Posting Komentar