Siapa orang yang tak tahu lagu legendaris
yang berjudul “Darah Muda” yang di dendangkan oleh raja dangdut Rhoma Irama dimana
di lagu ini menceritakan tabiat seorang pemuda remaja. Salah satu bait dari lagu
ini berbunyi bahwa “masa muda adalah masa yang berapi-api”. Api disini dianalogikan sebagai hasrat dan semangat
yang menggebu-gebu. Memang benar secarapsikologis masa muda adalah masa yang
berada pada gejolak hasrat yang begitu menggebu-gebu dan semangat yang tinggi dalam
mencoba segala hal yang baru atau juga mengekor kepada kebiasaan-kebiasaan dan
trend yang ada di sekelilingnya.
Fase remaja merupakan saat dimana para pemuda berusaha untuk mencari
jadi diri mereka. Salah satu cara dalam pencarian jati diri itu adalah dengan memiliki
tokoh panutan atau idola. Saat ini tokoh yang cenderung dijadikan sebagai idola
adalah para artis yang sangat lekat dengan kehidupan glamor dan hedonis. Hal
ini terjadi karena karena didukung oleh faktor lingkungan saat ini salah satunya
yaitu media yang lebih banyak mengeskpos kehidupan para artis, yang jika di
tilik lebih dalam prilakunya justru lebih banyak hal-hal yang buruk seperti bergonta-ganti
pasangan, pola konsumtif, tutur kata yang kurang sopan saat membawakan suatu acara
dan bahkan beberapa ada yang terjerat kasus narkoba dan kriminal. Media saat ini
masih sedikit untuk mengangkat sosok-sosok prestatif dan inspiratif yang pernah
atau sekarang dimiliki oleh bangsa ini. Konsumsi masyarakat akan informasi saat
ini sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku terkhusus untuk para remaja
yang masih dalam fase labil sehingga begitu mudah untuk mengikuti segala hal
yang dilihat dan diketahuinya.
Masih segar dalam ingatan kita Beberapa saat yang lalu salah satu artis
kenamaan yang bisa dikatakan memiliki fans dikalangan para remaja yang cukup banyak
yaitu Raffi Ahmad ditetapkan menjadi tersangka kepemilikan narkoba dan terbukti
positif mengkonsumsi narkoba jenis terbaru yaitu metilon.Kasus ini secara tidak
langsung akan memiliki dampak kepada para remaja yang menjadikanRaffi Ahmad
sebagai tokoh idola mereka. Salah satu bentuknya yaitu aksi dukungan para fans
club yang baru-baru ini terjadi. Sebenarnya dari aksi ini dapat member gambaran kepada kita bahwa terjadi pemakluman
atas kasus yang mendera tokoh idola mereka dan menganggap suatu hal yang lumrah
dan justru harus mendapat dukungan. Sesuatu keburukan jika dianggap biasa dan lumrah
suatu saat akan menjadi suatu kebiasaan yang pastinya memiliki efek yang sangat
buruk bagi masa depan bangsa ini khususnya bagi para generasi penerus bangsa.
Kasus terjeratnya narkoba beberapa artis di tanggapi dingin oleh para
masyarakat dan menganggap hal itu menjadi suatu hal yang biasa yang telah masuk
ke dalam gaya hidup glamor para idola mereka.
Hukuman sosial yang dahulu sering terjadi di tengah-tengah masyarakat
kita sebenarnya masih cukup efektif dalam meredam para remaja untuk melakukan atau
mengikuti sesuatu hal yang buruk.Hal ini karena hukuman social menyentuh dua sisi
hukuman yaitu hukuman secara fisik dan hukuman secara mental. Sehingga, untuk melakukan
hal-hal buruk, seorang remaja akan melalui
proses berpikir yang cukup panjang dan matang mengingat konsekuensi social yang
akan diterima. Mencegah para remaja untuk tidak mengonsumsi narkoba dengan konsekuensi
hukuman social dari lingkungannya lebih baik dari pada harus terjatuh dalam jurang
narkoba dulu baru setelah itu di dukung yang justru menimbulkan isyarat bahwa terjadi
pemakluman akan prilaku buruk yang telah dilakukan.
Semangat dan hasrat yang tinggi yang dimiliki para pemuda dapat mengantarkannya
kedua kutub yang sangat berbeda yaitu bisa kearah kutub prestatif dan dapat
pula mengarah ke kutub penyimpangan perilaku. Salah satu cara dalam agar menyalurkan semangat yang berapi-api itu adalah
dengan memilih tokoh idola yang tepat agar menjadi pemuda yang prestatif, dan
media merupakan salah satu actor lingkungan yang sangat mempengaruhi para pemuda
dalam proses memilih tokoh idola yang tepat. Memang jika dilihat ini adalah hal
yang sepele tapi sesungguhnya hal-hal kecil itu merupakan batu loncatan untuk melakukan
hal-hal yang besar. Dengan mengidolakan orang-orang besar yang prestatif dan
bermanfaat bagi sesama secara otomatis akan mendorong kita untuk mencontoh
hal-hal baik yang dilakuakan, begitupun sebaliknya apabila kita menjadikan
orang-orang dengan gaya hidup konsumtif dan glamor serta condong kepada
arah-arah pemborosan maka akan seperti itu pula gaya hidup kita. Oleh karena
itu pesan untuk para generasi penerus bangsa untuk tepat dalam memilih panutan
atau tokoh idola, ini suatu hal yang kecil tapi memiliki dampak yang besar.
0 komentar:
Posting Komentar